Movie Talks: Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004)



 “What a loss to spend that much time with someone, only to find out that she’s a stranger.” – Joel Barish, Eternal Sunshine of the Spotless Mind.

Pernah ingin melupakan seseorang tapi merasa sangat sulit untuk melakukannya? Kalau begitu, menonton film ini mungkin bisa membuat kamu flashback ke beberapa momen tersebut. Film ini adalah salah satu film kesukaan saya, film yang rela saya tonton berulang kali dan tidak akan pernah bosan.

Eternal Sunshine of the Spotless Mind merupakan film bergenre drama, romance, dan science-fiction yang dirilis tahun 2004 di Amerika Serikat. Film ini mengisahkan tentang Clementine Kruczynski (Kate Winslet) dan Joel Barish (Jim Carrey), sepasang kekasih yang setuju untuk menghapus kenangan mengenai hubungan mereka berdua dengan menjalani prosedur penghapusan memori di sebuah klinik psikiatri milik Dr. Howard Mierzwiak (Tom Wilkinson). Seperti pasangan pada umumnya, awalnya hubungan mereka baik-baik saja, namun semakin lama mereka mulai lelah terhadap satu sama lain sehingga sering bertengkar. Clementine adalah yang pertama menjalani prosedur penghapusan memori tersebut. Ketika Joel mengetahuinya, ia merasa begitu marah sehingga ingin melakukan hal yang sama. Tetapi permasalahan muncul saat Joel memutuskan untuk menjalani prosedur tersebut. Ketika ia melihat kenangannya dengan Clementine satu persatu mulai terhapus, ia sadar bahwa sebenarnya ia masih mencintai Clementine.

Source: banterflix.com
Sebenarnya, film ini memang butuh agak berpikir hehe. Hampir sebagian besar adegan dalam film ini terjadi di dalam kepala Joel Barish. Selain itu, alur filmnya pun agak bolak-balik atau maju-mundur. Beberapa saat adegan terjadi dengan latar belakang saat ini, tetapi beberapa saat kemudian adegan terjadi di dalam kepala Joel Barish. Pergantian latarnya begitu cepat sehingga saat pertama kali saya menonton film ini, saya merasa agak sulit mencerna adegan yang sedang terjadi. Ada beberapa momen dimana saya merasa “ini sebenernya lagi ngapain sih?”, padahal saya tidak memalingkan mata sedikitpun dari layar kaca, tetapi tetap tidak paham apa yang terjadi. But well, I express that in a good way. Kenapa? Karena film ini berhasil membuat saya merasa penasaran sampai akhir.

Alur ceritanya memang agak bolak-balik dan membuat mikir penonton. Tetapi film ini ‘memanjakan’ mata penonton melalui akting yang ciamik dari Jim Carrey dan Kate Winslet. Jujur, bagi saya, peran yang dimainkan Jim Carrey disini mungkin adalah salah satu peran paling serius diantara semua filmnya. Saya harus akui juga, aktingnya yang bagus di film ini bahkan bisa membuatnya terlihat jauh lebih keren dan lebih charming hehehe. Jangan berekspektasi melihat tingkahnya yang bodoh dan kocak seperti di film komedinya yang lain, Jim Carrey definitely melted women’s heart in this movie.


Source: screenprism.com

"We met at the wrong time. That's what I keep telling myself anyway. Maybe one day years from now, we'll meet in a coffee shop in a far away city somewhere, and we could give it another shot."

Akting Kate Winslet juga tidak kalah cantiknya di film ini. Ia berhasil mengimbangi lawan mainnya dengan sangat baik dan berkat itu, pemeran Rose DeWitt Butaker di film Titanic ini juga dinominasikan sebagai Best Performance by an Actress in a Leading Role dalam Piala Oscar tahun 2005. Film ini sendiri mendapatkan begitu banyak penghargaan, termasuk Piala Oscar dalam Best Writing Original Screenplay di tahun 2005. Di IMDB, user rating untuk film ini mencapai 8.3/ 10, sementara di Rotten Tomatoes mencapai rating 93%.

Saya sendiri sebenarnya tidak pernah terlalu menyukai film bergenre romance yang bercampur dengan science-fiction, but this movie changes my mind! Selain akting dari kedua pemeran utamanya yang memuaskan, banyak dialog dalam film ini yang bisa dijadikan quotes hehehe. Setiap adegannya pun terasa begitu nyata dan romantis, tetapi tidak berlebihan. Perempuan pasti suka dengan film yang banyak love quotes nya seperti ini hahaha, maka saya tidak heran juga film ini memenangkan naskah original terbaik di Piala Oscar. Oh, selain Jim Carrey dan Kate Winslet, beberapa aktor yang namanya sudah tidak asing lagi juga ikut mewarnai film ini. Mereka adalah Mark Ruffalo, Elijah Wood, dan Kirsten Dunst. Kalau kamu suka menonton film Hulk, The Lords of the Rings, dan sekuel Spiderman versi lama pasti langsung tahu dengan ketiga aktor itu.


Source: popsugar.com

Joel: "I can't see anything that I don't like about you." // Clementine: "But you will, you will think of things and I'll get bored with you and feel trapped because that what happens with me."

Well, semua film pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, alurnya yang maju-mundur memang sedikit menguras otak. Banyak juga adegan yang saya nilai datar dan membosankan, terutama saat mencapai pertengahan film. Berbeda memang dengan kebanyakan film yang di awal datar, tetapi semakin lama semakin seru. Puncak keseruan film ini memang berada di beberapa menit menjelang habis, karena baru ketika itu, semua kebingungan kita akan terjawab dan akhirnya memahami sepenuhnya film ini.

Ketika pertama kali saya menonton film ini, saya tahu film ini sudah ada di daftar film favorit saya. The thing I got from this movie is, we can’t just erase someone or something from our minds, our hearts, or our lives the way we always want. Ketika sakit hati, kita memang tidak bisa melupakan ‘luka’ itu. Karena bagi saya, sebuah luka memang harus sembuh, bukan dipaksa untuk melupakan dengan menggunakan peralatan sains, seperti yang ada dalam film ini. Well, kamu penasaran dengan jalan cerita filmnya? Kalau iya, jangan tonton hanya setengah ya. This movie surely worth your time! :)




Source:
http://www.imdb.com/title/tt0338013/?ref_=ttqt_qt_tt
https://www.rottentomatoes.com/m/eternal_sunshine_of_the_spotless_mind/

Comments

Post a Comment

Popular Posts