Movie Review: Falling for Christmas (2022)

Kalau udah bulan November begini, biasanya film-film untuk menyambut holiday season sudah mulai bermunculan (cepat banget nggak sih, masa iya udah mau akhir tahun lagi?). Well, tidak terkecuali Netflix yang juga sudah curi start dengan menayangkan film bertema holiday season berjudul Falling for Christmas.

doc. Netflix

Mengisahkan Sierra Belmont (Lindsay Lohan) yang hidup bak putri di negeri dongeng. Sebagai pewaris dari bisnis hotel dan resort ski terbesar bernama Belmont Group, Sierra memiliki segalanya; kekayaan, kecantikan, serta pacar influencer terkenal yang ingin segera menikahinya. Namun entah kenapa dari semua yang dimilikinya itu, Sierra selalu saja merasa kosong dan bosan dengan hidupnya. Hingga pada suatu hari melalui kejadian yang tidak terduga, ia dipertemukan dengan seorang pemilik resort kecil bernama Jake Russell (Chord Overstreet) dan keluarganya, yang perlahan-lahan mengubah cara Sierra memandang hidup dan membuatnya menghargai banyak hal.

doc. Netflix

Film yang baru saja tayang perdana di Netflix pada 10 November lalu ini merupakan kembalinya Lindsay Lohan ke genre film romantic-comedy setelah hampir 10 tahun. Jujur, meskipun saya ngerasa nggak pernah nge-fans banget sama Lindsay Lohan, tapi begitu mendengar bahwa ia akan kembali main film bergenre rom-com lagi, saya sangat excited. Bagaimana enggak, dari kecil hingga remaja, ternyata saya cukup rajin menonton film-nya Lindsay Lohan mulai dari The Parent Trap (1998), Freaky Friday (2003), Mean Girls (2004), Herbie (2005), Just My Luck (2006), hingga Georgia Rule (2007). Dan tentu saja, kita semua nggak akan pernah lupa sama film Mean Girls yang iconic banget dengan slogan "On Wednesday, we wear pink" nya, kan.

Kali ini, Lindsay dipasangkan dengan aktor Chord Overstreet yang melejit melalui serial Glee (2009-2015) yang meskipun pengalaman aktingnya belum sebanyak Lindsay, tapi menurut saya chemistry mereka berdua di film ini seimbang dan sangat manis.

Lindsay pun seperti ditakdirkan untuk selalu bermain dalam film bergenre rom-com, because it's always work out for her. Mulai dari line hingga physical comedy slapstick nya bisa terlihat sangat natural sepanjang film. Kalau kalian udah pernah nonton film-film Lindsay Lohan sebelumnya, model akting begini benar-benar keliatan seperti "dia banget".

Falling for Christmas sendiri juga merupakan tipikal film holiday season yang ringan dan mudah ketebak alurnya (meskipun beberapa adegan memang agak nggak masuk akal), tapi film ini sangat-sangat bisa dinikmati. Karena tipe film begini memang untuk ditonton aja tanpa banyak mikir. Rasanya kayak nonton FTV rasa Hollywood. Model film seperti ini dulu cukup sering dikeluarkan oleh Hollywood, seperti Love Actually, The Holiday, Notting Hill, dan masih banyak lagi film rom-com legend yang meskipun ditonton berkali-kali nggak akan pernah bosan.

doc. Netflix

Banyak hal yang saya suka dari film ini, pertama, suasana natal nya berasa banget, meskipun masih bulan November, tapi rasanya kayak udah besok natalan aja kalau nonton ini. Kedua, chemistry nya Chord dan Lindsay benar-benar gemas dan manis banget! Ketiga, alur ceritanya tipikal tapi bikin nostalgia sama film-film rom-com Hollywood lama.

Kalau menurut saya, ada beberapa film atau aktor yang tujuan dibuatnya adalah untuk Oscar atau film festival. Nah, film dengan genre seperti ini sudah jelas bukan Oscar Darling, tapi genre seperti ini masih jadi The People's Darling, alias masih disukai oleh banyak audiens. Terutama buat Lindsay yang udah lama banget nggak nongol di layar lebar, orang-orang pasti pada kangen pengen lihat dia (or is it just me?).

doc. Netflix

Anyway, this type of movie brings life and joy to people, and for that alone, I personally think that "Falling for Christmas" itself is a gift. It is 8/10 from me. Good job to all the cast and crew!

Berikut ini cuplikan filmnya. Kamu bisa menontonnya di Netflix, ya.




Comments

Popular Posts